2.2.1
Miana (Coleus scutellarioides (L) Benth.)
Tanaman miana memiliki
sinonim (Coleus atropurpureus (L) Benth, Coleus scutellarioides (L) Benth. Plectranthus scutellarioides (L) Benth, Coleus blumei (L)
Benth, Coleus
ingrotus (L) Benth, Coleus laciniatus (L)
Benth, Coleus
hybridus, (L) Hort).
Tanaman miana merupakan
tanaman herba yang dapat tumbuh di kebun atau pot tanaman. Bentuk morfologi
tanaman miana secara lengkap (akar, batang, daun, bunga) sesuai dengan
gambar 2.2 berikut;
Sumber : Dokumen Sesilia (2013)
Gambar 2.2. Tanaman miana (Coleus
scutellarioides (L.) Benth.)
Klasifikasi tanaman miana berdasarkan LIPI UPT
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi adalah;
Kingdom :
Plantae (tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas :
Asteridae
Ordo :
Lamiales
Famili :
Lamiaceae
Genus :
Coleus
Spesies : Coleus scutellarioides (L.) Benth
Nomenklatur original
dari Coleus blumei (spesies dengan
daun berwarna hijau dan merah) tidak jelas, sejak beberapa nama diberikan pada
spesies yang sama, termasuk tanaman hibrida dan tanaman asli di Asia Tenggara.
Deskripsi pertama tanaman ini diberikan oleh Linnaeus (1763) yang memberi nama Ocimum
scutellarioides, kemudian Brown (1810) memberi nama Plectranthus scutellarioides, dan nama ini juga digunakan Blume
(1826) untuk specimen lainnya yang sama dengan temuan Linnaeus. Bentham (1832 –
1836) menganjurkan pembedaan spesies Coleus blumei dan Coleus scutellarioides dikelompokkan pada genus Coleus. Pada tahun
1896, Siebert dan Voss menempatkan Coleus
blumei, Coleus scutellarioides, Coleus purpureus, Coleus bicolar, Coleus
verschaffelti dan Coleus hybridus sebagai subspecies dari Coleus scutellarioides. Oleh sebab itu
legitimasi nama tanaman ini adalah Coleus scutellarioides (L) Bentham
(Lebowitz, 1985). Dewasa ini banyak publikasi yang memberi harapan metode-metode untuk menambah tanaman dari Coleus forskohlii untuk budidaya lahan
pertanian (Sudde, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar